Wednesday, March 3

The Special Gift

Close your eyes, feel that you are the only one in this world. Whistling and murmuring, pretending that you are on your own, despite you are in the crowded. Extend your arms, raise your chin, feel this harmony. It is all yours, your life....

Mari kita bicara cinta. Jika kau merasa cinta adalah sebuah chemical reaction antara dirimu dan seseorang atau sesuatu, maka mari kita tinggalkan dahulu teori dangkal itu. Cinta lebih dari segalanya. Cinta bukan hanya kegiatan menyatakan, memiliki, dan menjaga. Cinta juga –worst— bukan kegiatan –desire sharing— atau membagi nafsu. Cinta itu bukan ciuman hangat, bukan pelukan mesra, bukan pula je t’aime. Cinta, tanpa kau ketahui, lebih dari segalanya.

Little bit out of this, aku merasakan bahwa saat ini, aku sedang mencintai kesendirian. Dari dulu, aku selalu merasa bahwa di dalam keheningan, kesendirian, dan kebisuan, ada sesuatu yang menarik diriku untuk berada terus didalamnya. Aku menyebutnya “The holy tranquility”. Terlepas dari yang pernah kukatakan, aku adalah seorang autis sejati, yang sedikit sekali memaparkan apa yang sedang kupikirkan, dan apa yang ingin kulakukan. Semuanya tertata rapi di dalam otakku. Sampai pada saatnya nanti, jika itu saat yang tepat, aku takkan pernah membiarkan seorangpun menjamahnya. Aku takkan membiarkan seorangpun berani membaca apa yang sedang kupikirkan, walaupun kadang hal itu tak begitu penting. Ya, aku memang seperti itu.


 
Jika kau melihatku sebagai pribadi yang ceria, selalu tersenyum bahkan tertawa terbahak-bahak, maka mungkin itulah aku. Jika kau melihatku sebagai seorang kawan yang selalu ada untuk kalian, atau mungkin sebaliknya, mungkin itu juga aku. Jika kamu melihatku sebagai perempuan keras kepala, tak mau kalah, senang berdebat, tak mau diatur, dan urakan, mungkin memang aku seperti itu. Tapi, itu semua ada di kepala kalian, yang melihatku dari sudut pandang kalian, dan berkata seperti yang kalian lihat padaku. Jika aku berkaca pada pribadiku sendiri, aku adalah seorang yang akan sangat merasa senang sekali jika tak ada seorangpun yang masuk ke dalam duniaku. Aku akan sangat merasa senang sekali jika apa yang ku mau, adalah apa yang akan terjadi selanjutnya. Aku tak terlalu senang jika terlalu banyak orang begitu memerdulikan akan jadi apa diriku, apa yang kulakukan nanti, dan harus jadi apa aku di kemudian hari. Aku punya jalanku sendiri, dengan Allah yang senantiasa menerangi. Aku juga punya cita-cita, apapun itu, eksklusif impianku sendiri. Aku tak mencontohkan siapapun didalamnya, aku tak menarik satu individu pun untuk menjadi dirinya. Aku hanya ingin menjadi diriku sendiri, menjadi apa yang kuinginkan.

Kecintaanku pada kesendirianku, sedang pada musimnya! Akhirnya ia bersemi. Aku sedang menjalani masa-masa “The holy tranquility”, dan aku memutuskan banyak hal, aku melihat banyak hal, aku merasakan banyak hal, aku mengerjakan banyak hal, dan aku bermimpi tentang banyak hal. Jika digambarkan pada secarik kertas, kau akan melihat pohon musim semi kesendirian punyaku ranting-rantingnya menjulur ketas, dengan kuncup-kuncup bermekaran diujungnya. Dan pada saat ini, aku sedang menunggu saatnya ia berbuah.

For love’s sake, hum your destiny …

Dan tahukah kamu? Bahwa aku adalah seseorang yang sangat antipati pada orang-orang yang bisanya hanya mengeluh dan terus mengeluh. Orang-orang yang hanya menyesali apa yang ia dapatkan, dan apa yang tidak bisa ia dapatkan. Aku sangat membenci orang-orang yang terus melihat dirinya rapuh, tak punya apa-apa, dan akan senantiasa jatuh. Aku pribadi melihatnya hanya seperti seorang pengangguran yang tak memiliki kemampuan apa-apa, seorang pasien yang terus bergantung pada obat-obatan, seorang musisi yang tak bisa berkreasi. Mereka hanya bisa melihat apa yang orang lain punya, dan saking terlalu sibuknya memerhatikan hal itu, mereka melupakan diri mereka sendiri, bahwa mereka mempunyai sesuatu yang bahkan mungkin orang lain tak punya!

Aku tak pernah berkata bahwa aku tidak pernah mengeluh. Pada suatu waktu, aku menyesalkan nilai semester 7-ku turun drastis, aku juga pernah menyesalkan mengapa ada seseorang yang tega menyakitiku begitu dalam, yang lukanya takkan bisa sembuh dalam hitungan bulan. Terlebih, aku juga pernah menyesalkan mengapa aku harus menghadapi seminar proposal, skripsi dan sidang! Aku juga seorang manusia biasa, aku pernah berada di bawah, begitu juga kalian, ‘kan? Tapi jika kita terus-menerus mengeluh, menyesal, dan berada di bawah, besar kemungkinan orang lain akan mengintimidasi kita, menginjak-injak harga diri kita..

Aku tak begitu peduli pada apa yang dikatakan semua orang tentangku yang begini atau begitu, di lain pihak, keacuhanku bukan berarti aku tidak peduli sama sekali, aku sangat menghargai apa yang mereka katakan tentangku, dan apa yang mereka lihat pada diriku. Kalaupun tidak tepat, aku anggap itu sebagai bonus. :) Tapi satu hal yang pasti, aku bukan perempuan lemah, yang selalu terjatuh dan tak pernah mau bangkit. Aku bukan seorang yang gagal.

Negatifnya, aku adalah seorang yang spontan, aku adalah seorang yang tidak pernah bisa bekerja sama dengan yang namanya “teliti, teratur, dan patuh aturan”. Aku adalah seorang rebel sejati, mencintai kebebasan, dan kadang bentrok dengan yang namanya ‘gaya hidup'. Aku muda, dan aku penuh dosa. Bukankah kita memang seperti itu?

Untuk saat ini, aku hanya ingin hidup didalam hidupku sendiri. Aku ingin mencintai setiap jengkal langkah kakiku, aku ingin mencintai setiap udara yang ku hirup, aku ingin mencintai setiap tetes keringat yang jatuh, aku ingin mencintai setiap tawa, aku ingin mencintai setiap ketikan tulisan-tulisanku, aku ingin mencintai setiap nada yang kusenandungkan, aku ingin mencintai hidupku seakan aku akan hidup selamanya, walau sulit menerima, bahwa kehidupan di dunia itu singkat sekali.

Aku telah bercerita banyak tentang diriku sendiri, bukan karena aku adalah seorang Narcissus yang mencintai dirinya ketika melihat refleksinya sendiri di permukaan danau. Aku hanya ingin menunjukkan bahwa ketika kau hidup, maka kau sendiri yang menjadi komandonya. Kaulah pilotnya. Dan biarkan semua masalah dalam hidupmu ada di bawah kontrol-mu.

Friends, I want you to see yourself at mirror, see that you are so special….

Pada akhirnya, kita adalah individu yang spesial. Kau itu spesial, aku juga spesial. Kita berdiri diatas kaki kita sendiri, kita yang membawanya ke tempat yang spesial. Kita melakukan hal yang spesial, karena kita begitu spesial. Kita itu eksklusif, kita diciptakan secara spesial. Allah memberi kita semua hal yang sempurna pada diri kita, dan itu adalah hadiah terindah, eksklusif dan spesial dari-Nya.

No comments:

Post a Comment