Wednesday, September 28

Saya Suka (Rambut) Kamu!

Postingan blog saya sebelumnya membahas (habis-habisan) style rambut saya, dan untuk kali ini saya mau buka-bukaan tentang gaya rambut cowok favorit saya. Important to note: Saya suka rambutnya, orang-orangnya juga suka. #eh

Dari waktu ke waktu, tipe rambut cowok yang saya sukai mengalami perubahan seiring berkembangnya (pola pikir) saya, but it doesn't change my point of view, so I listed them all in this post


Sebelumnya saya minta maaf teramat sangat karena mencomoti foto-foto mereka dari Facebook. :| Walaupun saya dengan formal meminta dari si korban beberapa diantaranya. Tapi saya suka gaya rambut mereka, for sure. Ini bisa menjadi bahan pertimbangan buat kalian yang ingin sekali mencuri hati saya, ya.. #Abaikan.

 Oh ya! Satu hal tentang saya (maaf ini blog pribadi saya, jadi saya banyak bahas tentang diri saya sendiri, -red), satu faktor penting penilaian saya terhadap seorang cowok, yaitu dari rambutnya. Poin pertama dan penting, menurut saya. Saya selalu suka memperhatikan cowok, bukan dari badannya tapi dari rambutnya. Menurut saya, jika rambut mereka masuk ke kategori seksi versi saya, maka akan saya akui itu. Nah! Beberapa diantara pria-pria seksi itu (stop laughing, please!), saya masukkan di daftar di bawah ini.

And here they are...


Tuesday, September 27

My Hair Time to Time

Transition, not Distortion.


I am transisted, not distorted.

I specialize my blog post this time for my narcissistic style (for a while), if one of you feel curious of how my face (or my hair, in particular) used to be.

I love to be creative with my hair, not because my hair is nice but because I easily get bored with my hair style.

Once upon a time, I was really bored with my hair. I just asked myself, "do I really feel comfortable with my hair like this?" The question arose because of one reason: I always feel inconvenience when I have to specify my hair should be, parsed or tied. : P

Another reason is because my hair had started to branch off, caused by the effects of hair coloring that went untreated. My hair was starting to look ridiculous, with the end of the hair was golden while the base of it was black.

Then ... I decided to cut my hair, very short. I estimated between 7-10cm my hair had been cut off. I really regretted it ... But, I totally felt very light. I began to like my short hair.

Since I was child, I've used with short hair, cropped up, but my long hair at that time was the longest my hair throughout my life.

Until this moment, my hair is difficult to elongate. But I promised myself to lengthen my hair reaches up under the back, no bangs.

if I were a celebrity, I want my hair like ...


Ketika Tangan Menjabat Erat Kenangan...



Ooops!

Adakah yang sedang menggalaukan cinta malam ini? Millions? Oh my...

Untuk pertama kalinya (lagi), saya mau bahas tentang hal yang gak akan pernah bosen untuk dibahas siapapun. kenapa? Karena akhir-akhir ini saya sedang mendapatkan muatan energi yang luar biasa untuk membahasnya. :')


Antara Pekerjaan, Passion, dan Kapitalisme

Hari ini sepertinya cukup chaotic. Sedari saya membuka mata sampai detik ini, rasanya pikiran saya gak ada rehatnya buat memikirkan banyak hal. Sebagai contoh, tadi malam saya mimpi absurd sekali. Mimpinya sih gak usah dibahas lah ya, it's kinda a private journey of me. Jadi sebangun saya dari tidur, tangan saya langsung menggapai HP yang letaknya gak jauh dari bantal. Saya kirim sms om Noni, dengan pertanyaan tidak kalah absurd:

"Om kalo gak ada telepon, itu berarti gak diterima ya om?"

Tanpa basa basi busuk bau kemunafikan, saya kirim sms itu.

Masalahnya, beberapa hari yang lalu saya menjalani satu interview kerja di satu perusahaan advertising bonafit di Jakarta. Saking gugupnya, scenes interview itu masuk ke dalam mimpi saya. Untuk kali ini, saya gak bisa kontrol mimpi saya. Nyali saya terlalu ciut kali ya.. :p

Anyway, berkat mimpi absurd itu saya jadi agak 'macho' dalam nge-tweet. Kekesalan saya sebenarnya cuma satu, yaitu ketidakmampuan saya dalam 'sabar'. Banyak orang bilang, "Kamu kan baru lulus tiga bulan lalu, you don't have to worry about seeking job." Iya sih ya, tapi karena saya termasuk orang yang 'gak bisa diem', menjadi pengangguran selama tiga bulan itu sudah cukup memuakkan.

Jadi disini saya mau ekspos sedikit apa saja yang saya bahas di twitter.


Tuesday, September 20

Contemporary Art and Contemporary Art's Museums around the World



 
Menyinggung soal Seni, mungkin kalian yang sudah lama berkecimpung di dunia seni tahu hal satu ini. Ya, Contemporary Arts atau Seni Kontemporer. Definisi dari Seni kontemporer itu sendiri sebetulnya sangat sederhana, diambil dari arti harfiah “kontemporer” itu sendiri yang berarti “semasa”, seni kontemporer itu sebagai seni yang telah dan terus akan dibuat sepanjang masa hidup kita. Dengan kata lain, seni kontemporer adalah seni yang sebenarnya sedang dan akan terus berkembang.

Darimanakah datangnya istilah “Contemporary Arts” itu?

Sejarah dari seni kontemporer itu sendiri datang dari habisnya masa “modern arts”, sekitar tahun 1960 sampai 1970’an dimana Perang Dunia II sedang berlangsung. Modern Arts, walaupun dikatakan sebagai seni modern, telah berlangsung sejak 1860’an sampai 1970’an. Vincent van Gogh, Paul Cézanne, Paul Gauguin, Georges Seurat, dan Henry de Toulouse Lautrec dikatakan sebagai ikon-ikon dari periode Modern Art.