Thursday, April 12

Titik Didih

Rasanya, kedua bola mataku jauh menerawang diantara lampu-lampu kendaraan. Entah apa yang kucari disana. Sedikit distraksi dari jenuh berkepanjangan, atau sekedar riang sebagai teman seperjalanan. Aku lelah terhanyut dalam tidur yang tak kunjung lelap. Menanti detik berikutnya, berikutnya, dan berikutnya.

Ada tawa tersemat di ujung bibir, mengurai cekung diantara pipi dan dagu. Lebarnya seperti ketika kau pertama kali jatuh cinta, kurasa. Tapi sudut mataku enggan menyipit. Aku tahu aku sedang berpura-pura, dan sayangnya, aku menikmatinya.


Aku merasa kosong.
Aku kehabisan diksi.
Aku hanya perlu menemuimu.
Barang sebentar, sekilas melihat senyummu.


Jika jarak enggan bertoleransi, ku tegaskan pada hatiku bahwa pertemuan itu akan selalu ada. Maka, santailah.


Santailah.


Santailah!

No comments:

Post a Comment