Hobi saya mengupil pakai jempol. Menurut orang sih aneh, tapi saya malah jadi merasa bangga karenanya. Oh, saya pikir, ternyata cuma saya yang hobi mengupil pakai jempol. Disamping mengupil, ternyata saya punya satu hal lain yang bisa saya lakukan dengan tangan saya: menggambar. Dan saat ini, menggambar kembali ‘in’ di dalam kehidupan sok ‘nyeni’ saya, setelah begitu lama terlupakan.
Jujur saja, saya gak terlalu suka menggambar. Saya bisa menggambar atau membuat sketsa-sketsa kasar, namun saya sudah lama memilih untuk menuliskan segala macam hal yang sedang saya pikirkan, dibandingkan mengekspresikannya dalam bentuk gambar. Alasannya sih sederhana, saya lebih suka bermain dengan kata-kata, karena saya pikir bahasa bisa menumbuhkan imajinasi yang berbeda di pemikiran setiap orang.
Tapi, saya kadang merasa bahwa menulis saja gak cukup. Ada saat-saat dimana saya hendak menuliskan sesuatu, namun terlalu kompleks untuk diekspresikan dalam bentuk tulisan. Maka dari itulah, saya mengekspresikannya lewat gambar. Gambar-gambar saya bisa berbentuk apa saja, mulai dari gambar abstrak hingga realis.
Saya gak pernah merasa kalau hasil sketsa atau gambar yang saya hasilkan itu bagus, malah saya merasa kalau gambar-gambar saya masih terlalu kaku dan kasar. Tapi saya gak peduli dengan pendapat orang mengenai gambar-gambar saya, karena sampai saat ini saya menikmati setiap goresan pensil atau pena yang saya coretkan diatas kertas. Saya selalu merasa puas pada hasilnya, karena itu selalu bisa mewakili apa yang sedang saya lihat, rasakan, atau pikirkan kala itu.
Sekitar sebulan yang lalu Bobby menghadiahi (padahal saya sedang tidak berulang tahun) satu sketchbook ukuran A5 yang menurut saya, it’s too much for a beginner like me. Tapi Bobby terus-menerus mendorong saya untuk tetap menggambar, dan dia berkata kalau saya tidak perlu mengkhawatirkan hasil gambar saya sendiri. Dia pun beberapa kali mengatakan bahwa hasil gambar saya bagus sekali, but I think my drawings are not that ‘wow’, compared to his beautiful drawings (Bobby is a great drawer!). Berkat dukungan Bobby, dan sketchbook yang terlanjur ia beri pada saya, maka saya mau gak mau harus gambar lebih banyak lagi dari sebelumnya. Hahaha..
Tapi, seperti yang saya bilang sebelumnya, saya lebih menyukai karya dalam bentuk tulisan. Jika saya stuck dengan komplikasi pemikiran saya, maka barulah saya tuangkan dalam bentuk gambar. At first I thought that it’s not worthy enough to be displayed in here, but then I said to myself: “who the hell will care? Fuckin' Monet or Picasso?”
Lalu dengan secuil kepercayaan diri, saya memotret beberapa sketsa yang saya gambar. Dan pada akhirnya, saya berniat untuk mem-post-nya di blog saya ini. Satu-satunya kekhawatiran saya adalah konten dari gambar-gambar saya yang kadang sedikit mengacu kearah ‘seksi’. Kalau kamu bisa membedakan arti ‘pornografi’ dan ‘seksi’, terima kasih. Jika tidak, saya hanya bisa meminta maaf karena saya hanya manusia biasa yang selalu lepas kendali. Hahaha...
Ini adalah sampul buku sketsa yang diberikan Bobby pada saya. Awalnya, I was a little bit shocked. Saya gak pernah kepikiran untuk menggambar di buku gambar, karena saya hanya senang mencoret-coreti kertas-kertas yang seharusnya menjadi tempat dimana saya menuliskan ide-ide untuk tulisan saya.
Bobby waktu itu berkata: “Hey Ri, saya punya sesuatu buat kamu.”
Then, voila! He gave me that book.
Saya merasa sangat senang, walaupun saya sempat berpikir akan seperti apa jadinya jika saya menggambar di dalam sketchbook itu. Terkejut, tentu saja. Namun jika kamu berpikir bahwa seseorang bisa menghargai karya saya, kenapa saya tidak bisa menghargai karya saya sendiri? Maka itulah turning point saya untuk menumbuhkan kembali rasa percaya diri saya dalam menggambar.
And thank you (again and again), Bobby Satriya for the book and trust that I can do drawing. :p
Merujuk pada pengalaman, memang sedari kecil saya bisa menggambar, dan sempat menjadi hobi. Namun saya selalu merasa gak yakin pada apa yang saya gambar. Saya selalu merasa gambar-gambar saya jelek dan tidak sebagus gambar-gambar ibu. For your info, ibu saya suka melukis (walaupun beliau bukan pelukis) dan gambar-gambar ibu saya sangat indah. Beliau pernah beberapa kali menjuarai kompetisi semasa kecilnya. Mungkin dari sanalah, saya merasa kalau ibu saja bisa menggambar bagus, ibu saja bisa membuat puisi indah, ibu bisa menjadi ibu yang multitalent, maka saya harus bisa menjadi beliau.
Then, here they are. I’m just trying to increase my self-confidence. :D
I drew it when Endah 'n Rhesa took a show in SMAN 7 Bdg
actually, in Sucker Punch, the girls weren't like this. (ˇ_ˇ")
I named her as 'Sara' without 'h', anyway this girl was made for my unfinished fiction writing.
Errrrr.. how could I describe this sketch?
Actually, I got more sketches like this on my sketchbook. LOL
This one is my favorite. I just loved her wavy hair. :)
Sejauh ini sudah lebih dari 20 sketsa yang saya gambar di beberapa tempat yang berbeda, namun saya hanya akan memasukkan beberapa diantaranya yang menurut saya ‘layak untuk diperlihatkan’. Sisanya, saya belum yakin. Enjoy, lads! XOXO, Stellar.
Thanks Ri.
ReplyDeleteSaya ga nyangka apa yang kamu rasain sampe segitunya dan sampe ditulis di Blog. It's so... ah speechless mau ngomong apa. :')
Percaya or ngga, saya ngetik sambil rada berkaca-kaca. Ga nyangka kamu bakalan bikin tulisan ini. :')
Padahal sih, saya ngasih sketch book itu, ya ngasih aja...
Biar kamu bisa ada pelampiasan sama media yang lain. I just can't believe the effect could be like this...
At first I saw your drawing, that's just great! Bahkan dari segi skill, kamu ngalahin beberapa temen saya yang emang anak DKV. What a Big WOW right?
You got that inside your blood. That gift. :)
Makanya saya berinisiatif buat ngasih sketch book itu sama kamu.
Tapi kalo nunggu kamu ulang taun kan kejauhan. Ya udah, saya kasih kapan aja sempetnya.
Soalnya kan, bukan momen yang menciptakan momentum. Tapi Komitmen yg menciptakan momentum dan akhirnya menciptakan momen-momen. Kitu lah pokok na mah! :D
Anyway, your drawing is good. Honestly I said. It's Good!
Ya meskipun kalo lebih halus, itu bakalan keliatan lebih OK...
Coba deh perbanyak referensi & tutorial. It should be great!
Saya juga ga keberatan sih kalo kamu nanya2, kalo sayanya bisa jawab mah. I will love that. Kita sama sama belajar. :)
Thanks Rissa.
You are the one who really inspiring me. :)
Oh iah...
ReplyDeleteSemoga bermanfaat. :)
Thank you, thank you, thank you, billion thanks for you Bob. I just can't say anything anymore. :')
ReplyDelete